MAKALAH
ANALISA KUANTITATIF “MODEL ANTRIAN”
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Analisa Kuantitatif
Dosen pengampu:
Iman
Sulaeman,MM
Dibuat Oleh :
Ajeng sri
Novia (1123070003)
MKS
/ 4 / A
JURUSAN
MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS
SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
petunjukNya,shalawat dan salam atas nabi Muhammad SAW .
Makalah yang
berjudul “MODEL ANTRIAN“ ini pada dasarnya di susun sebagai kebutuhan kami
dalam memenuhi perkuliahan mata kuliah Analisa Kuantitatif.
Harapan kami
makalah yang berjudul Model Antrian ini agar dosen,mahasiswa dapat lebih mudah
dalam memahami metari ini . Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurangan,karena itu kami dengan senang hati menerima saran
untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita
semua.
Bandung,
1 Mei 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………
4
1.
Latar Belakang ……………………………………………………………… 4
2.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 5
3.
Tujuan ………………………………………………………………
5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………
6
1. Pengrtian
Model Antrian ………………………………………………………
6
2. Sistem
Antrian ………………………………………………………………
7
3. Struktur-struktur
Model Antrian ……………………………………………… 10
4.
Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif. ……………………………………… 11
5.
Jenis-jenis
Antrian ……………………………………………………………… 12
6.
Disiplin
Antrian ………………………………………………………………
13
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… 14
1.
Kesimpulan ……………………………………………………………… 14
2.
Kritik
dan Saran ………………………………………………………………
14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan tentang bentuk
antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queuing theory) merupakan
sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berharga bagi manager
operasi. Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai
contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki
pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk
diselesaikan di took percetakan Kinko,
atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr.
Frogg’s Wild Ride di Disney.
Antrian adalah suatu kejadian yang
biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan
tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada
kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering
ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Antrian
yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller
untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan
check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran,
di tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh
lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal yang
membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan
pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut. Untuk
mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah
memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu
(mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat
ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan.
Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat membantu untuk mempertahankan
pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Antrian
timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas)
pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak
bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal,
tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau
untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah
tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang
akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.
Area
penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan
sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi.
Antrian model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata
ruang, kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada
model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan
dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak,
aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\
metode algoritma teori antrian.
Salah
satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya,
solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur,
yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan
secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus
variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan
terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria.
Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya
dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem
pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang
mana pun.
Model antrian sangat berguna baik
dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis antrian dalam bentuk panjang
antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain membantu untuk memahami
sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas pemeliharaan (mungkin berupa
perbaikan mesin yang rusak), dan aktivitas pengendalian shop-floor. Sebetulnya,
pasien yang sedang menunggu di ruang praktik dokter dan mesin bor yang sedang
menunggu di bengkel untuk diperbaiki memiliki banyak kesamaan dari sisi MO.
Keduanya menggunakan sumber daya peralatan dan manusia untuk mengembalikan aset
produksi yang berharga (mesin dan orang-orang) ke kondisi yang baik.
2. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan model antrian ?
2. Bagaimana
sistem antrian ?
3. Bagaimana
struktur model antrian ?
4.
Bagaimana Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif
?
5. Apa
saja jenis atau macam antrian ?
6. Apa
yang dimaksud disiplin Antrian ?
3. Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud model antrian.
2. Mengetahui
bagaimana sistem dalam model antrian.
3. Dapat
mengetahui berbagai struktur model antrian.
4. Agar
dapat mengelola Antrian secara baik.
5. Untuk
mengetahui beberapa jenis-jenis dalam antrian.
6. Mengetahui
disiplin antrian.
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
Pengrtian Model Antrian
Sejarah
Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan
terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata –
rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata
tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan
dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja
pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan
eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan
dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya
memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian
pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa
operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul
Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in
Automatic Telephone
Exhange.
Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas
penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang
berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan,
menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum mendapatpelayanan dan
akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Proses
ini dimulai saat customer – customer yang memerlukan pelayanan mulai
datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input.
Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses
yang berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian.
kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan
memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer
meninggalkan sistem antrian setelah selesai pelayanan. Sistem antrian
adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur
kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan “
proses kelahiran – kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer
yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi
jika seorang customer memasuki fasilitas pelayanan, sedangkan kematian
terjadi jika customer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan sistem
adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan.
Menurut Siagian (1987), antrian
ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu
atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistemantrian dapat
diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian
dansimulasi sering diterapkan secara luas.
Antrian (waiting linelqueue) adalah
sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil
yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang
sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur
menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
Menurut
Wospakrik (1996:302), sistem antrian adalah himpunancustomer, server beserta
aturan yang mengatur antara kedatangan customer dan pelayanannya. Salah
satu komponen dari sistem antrian adalah pola kedatangan customer. Tipe
kedatangan ada dua macam, yaitu customer tiba dalam sistem antrian
secara individu pada satu waktu dan sekelompok customer yang datang
bersamaan pada satu waktu. Dalam masalah antrian biasa diasumsikan bahwa customer
tiba di suatu fasilitas layanan secara individu
II.
Sistem Antrian
Terdapat
tiga komponen dalam sebuah sistem antrian
a) Kedatangan
atau masukan sistem. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi,
perilaku, dan sebuah sistribusi statistic.
b) Disiplin
antrian, atau antrian itu sendiri. Karakteristik antrian mencakup apakah jumlah
antrian terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang
yang ada di dalamnya.
c) Fasilitas
pelayanan. Karakteristiknya meliputi desain dan distribusi statistik waktu
pelayanan.
a) Karakteristik
Kedatangan
Sumber input yang menghadirkan
kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki tiga karakteristik
utama:
1. Ukuran
populasi kedatangan
2. Perilaku
kedatangan
3. Pola
kedatangan (distribusi statistik)
Ukuran populasi (Sumber)
Kedatangan. Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas atau terbatas. Jika
jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian
kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi kedatangan disebut
sebagai populasi yang tidak terbatas (unlimited, or infinite, population).
Contoh dari populasi yang tidak terbatas adalah mobil yang datang di sebuah tempat pencucian mobil, para
pengunjung yang tiba disebuah supermarket, dan para mahasiswa yang datang untuk
mendaftarkan diri pada sebuah universitas besar. Sebagian besar model antrian
mengasumsikan populasi kedatangan tidak terbatas. Sebuah contoh populasi
terbatas (limited, or infinite, population), ditemukan dalam sebuah took
percetakan yang memiliki delapan mesin cetak.
Setiap mesin cetak merupakan seorang
“pelanggan” yang potensial yang mungkin rusak dan memerlukan pemeliharaan. Pola
Kedatangan Pada Sistem. Pelanggan tiba di sebuah fasilitas pelayanan baik yang
meiliki jadwal tertentu (sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15 menit atau 1
mahasiswa datang setiap setengah jam) atau yang datang secara acak. Kedatangan
dianggap sebagai kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian
kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam
permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit waktu dapat
diperkirakan oleh sebuah distribusi
probabilitas yang dikenal sebagai distribusi Poisson (Poisson distribution).
Untuk setiap kedatangan (seperti 2 pelanggan per jam atau 4 truk per menit),
sebuah distribusi Poisson yang diskret dapat ditetapkan dengan
rumus:, Untuk x= 0,1,2,3,4,…
di
mana P(x) = probabilitas kedatangan
sejumlah x
x = jumlah kedatangan per satuan waktu
l = tingkat kedatangan rata-rata
E = 2,7183 (dasar logaritma)
Hal
ini berarti bahwa jika rata-rata tingkat kedatangan adalah l= 2 pelanggan per
jam, maka probabilitas 0 pelanggan tiba dalam jam manapun secara acak adalah
sekitar 13%, probabilitas 1 pelanggan adalah sekitar 27%, 2 pelanggan sekitar
27%, 3 pelanggan sekitar 18%, 4 pelanggan sekitar 9% dan sterusnya. Kesempatan
untuk 9 atau lebih pelanggan akan tiba hampir mendekati nol. Kedatangan, tentu
saja, tidaklah selalu berdistribusi Poisson (mereka bisa saja mengikuti
beberapa distribusi lain). Oleh karena itu, pola yang ada harus diuji untuk
memastikan bahwa mereka benar-benar mendekati distribusi Poisson sebelum
distribusi itu diterapkan.
Perilaku Kedatangan . Hampir semua
model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang datang adalah pelanggan yang
sabar. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu dalam
antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian. Sayang
sekali, pada kenyataannya hidup sangat rumit dengan adanya fakta bahwa
orang-orang menolak dan membelot antrian. Pelanggan yang menolak tidak akan mau
untuk bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan
untuk dapat memenuhi keperluan mereka.Pelanggan yang membelot adalah mereka
yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian
tanpa melengkapi transaksi mereka. Pada kenyataannya, kedua situasi ini baru
menyoroti kebutuhan akan analisis teori antrian saja.
b) Karateristik
Antrian
Garis antrian itu sendiri adalah
komponen yang kedua pada sebuah sistem antrian. Panjangnya sebuah baris bisa
tidak terbatas atau terbatas. Sebuah antrian disebut terbatas jika antrian
tersebut tidak bisa, baik oleh adanya peraturan maupun keterbatasan fisik,
tidak dapat meningkat lagi tanpa batas, Sebagai contoh sebuah tempat pangkas
rambut kecil, hanya akan memiliki jumlah kursi tunggu yang terbatas. Model
antrian diperlakukan dalam modul ini dengan asumsi panjang antrian yang tidak
terbatas. Sebuah antrian disebut tidak terbatas ketika ukuran antrian tersebut
tidak dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang datang.
Karakteristik antrian yang kedua
berkaitan dengan aturan antrian. Aturan antrian mengacu pada peraturan
pelanggan yang mana dalam barisan yang akan menerima pelayanan. Sebagian besar
sistem menggunakan sebuah aturan antrian yang dikenal sebagai aturan first-in, first-out
(FIFO), bagaimanapun, dalam kamar darurat di rumah sakit atau kasir jalur cepat
pada sebuah supermarket, beragam prioritas lain dapat memotong jalur FIFO.
Pasien yang kritis terluka akan mendapatkan prioritas pengobatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien dengan jari atau hidung patah. Pengunjung
yang berbelanja kurang dari 10 jenis barang mungkin diizinkan untuk masuk dalam
kasir jalur cepat (tetapi kemudian juga diberlakukan yang pertama datang,
pertama dilayani- first-come, first-served). Program computer juga beroperasi
di bawah penjadwalan dengan prioritas. Dalam hampir semua perusahaan besar,
pada saat pembayaran karyawan, maka computer di bagian payroll akan mendapatkan
prioritas paling tinggi.
c) Karakteristik
Pelayanan
Komponen ketiga dari setiap antrian
adalah karakteristik pelayanan. Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan:
·
desain sistem pelayanan dan
·
distribusi pelayanan.
Desain Dasar Sistem Antrian.
Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada (sebagai
contoh, jumlah kasir) dan jumlah tahapan (sebagai contoh, jumlah pemberhentian
yang harus dibuat). Sebuah sistem antrian jalur tunggal (single-channel queuing
system), dengan satu kasir biasanya merupakan bank kendara-lewat (drive-in bank)
dengan hanya satu kasir yang dibuka. Pada sisi lain, jika bank memiliki
beberapa kasir yang sedang bertugas, di mana setiap pelanggan yang menunggu
dalam satu jalur antrian bersama untuk kasir pertama yang dapat melayani, maka
disebutkan sistem antrian jalur berganda (multiple-channel queuing system).
Sebagian besar bank pada saat ini menerapkan sistem antrian beberapa jalur,
sebagaimana juga halnya tempat pangkas rambut besar, perusahaan penerbangan
tiket, dan kantor pos.
Didalam sebuah sistem satu tahap
(single-phase system), pelanggan menerima pelayanan hanya dari satu stasiun dan
kemudian pergi meninggalkan sistem. Sebuah rumah makan cepat saji terdapat
orang yang sama yang mengambil pesanan juga yang membawakan makanan sebuah
sistem satu tahap. Tetapi, jika sebuah restoran meminta pelanggan untuk
menempatkan pesanan pada statsiun, kemudian membayar pada statsiun kedua, dan
mengambil makanan pada statsiun kedua, maka restoran ini menerapkan sistem
tahapan berganda (multiphase system). Begitu juga halnya, pada agen pembuatan
SIM yang besar dan sangat sibuk, maka pelanggan mungkin harus menunggu dalam
satu jalur untuk melengkapi aplikasi (pelayanan pemberhentian pertama),
kemudian mengantri lagi untuk diuji, dan akhirnya pergi ke counter ketiga untuk
melakukan pembayaran. Distribusi Waktu Pelayanan . Pola pelayanan serupa dengan
pola kedatangan dimana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan
konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Kasus
ini terjadi dalam operasi pelayanan yang menggunakan mesin, seperti sebuah
mesin cuci mobil otomatis. Yang lebih sering terjadi adalah waktu pelayanan
yang terdistribusi secara acak. Dalam banyak kasus, dapat diasumsikan bahwa
waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial
negatif.
III. Struktur-struktur
Model Antrian
Ada empat model struktur
antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Chanel – Single Phase
Single
Chanel berarti
bahwa hanya ada satu jalur untuk.memasuki sistem pelayanan atau ada satu
pelayanan. Single phase menunjukkan
bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehinggayang telah menerima pelayanan
dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya antrian pada penjualan
karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.-Sistem Antrian Single Channel – Single Phase
2. Single Channel - Multi Phase
Multi
phase berarti
ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada antrian di
laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu disetrika dan
terakhir dikemas.
3. Multi
Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase
terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian
tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
4.
Multi Chanel -
Multi Phase
Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah
sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap
sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap,
sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
IV.
Mengelola Antrian
Pendekatan Kualitatif.
Berikut ini beberapa saran yang
dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan menambah
fasilitas:
a. Menentukan waktu tunggu yang masih
dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa
yang dapat diterima oleh pelanggan
b. Mencoba mengalihkan perhatian
pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran
film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan
bahwa mereka menunggu lama.
c. Menginformasikan kepada pelanggan
tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen
untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama
dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa
yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
d. Menjaga agar karyawan tidak terlihat
oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja
lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi
ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para
karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
e. Mensegmentasi pelanggan. Misalnya
bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani
dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga
mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain
membutuhkan pelayanan yang lama.
f. Melatih pelayan untuk lebih friendly
terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan
atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama
menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar
meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat
memberi salam kepada pelanggan.
g. Mendorong pelanggan untuk datang
pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan
tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak
perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat
sepi pelanggan.
h. Mengupayakan pemecahan jangka
panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara
laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur,
mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G
V.
Jenis-jenis
Antrian
Adapun
jenis dari sistem antrian sebagai berikut :
1. Sistem antrian jalur tunggal dengan
pelayanan tunggal
Sistem antrian yang menggunakan satu
jalur antrian kedatangan dan satu fasilitas pelayanan.
2. Sistem antrian jalur ganda pelayanan
tunggal
Sistem antrian yang memiliki jalur
kedatangan yang bervariasi, tetapi memiliki satu pelayanan setiap jalurnya.
3. Sistem antrian jalur tunggal dengan
pelayanan ganda
Merupakan sistem antrian yang
menggunakan hanya satu jalur kedatangan dan memiliki lebih dari satu fasilitas
pelayanan.
4. Sistem antrian jalur ganda dengan
pelayanan ganda
Sistem antrian yang menggunakan
jalur kedatangan yang bervariasi dan memiliki banyak pelayanan.
VI.
Disiplin
Antrian
Disiplin antri adalah aturan
keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada
5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
·
FirstCome FirstServed (FCFS) atau
FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu
dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
·
LastCome FirstServed (LCFS) atau
LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar.
Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
·
Service In Random Order (SIRO)
artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang
lebih dulu tiba.
·
Priority Service (PS) artinya,
prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih
tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah,
meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis
tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain
dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah
dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana
sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli
bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk
entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah
pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis
tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk
menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Antrian merupakan sebuah bagian
penting dalam dunia manajemen operasi. Model antrian yang paling umum digunakan
termasuk Model A, satu jalur dasar, sistem satu tahap dengan kedatangan
berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi eksponensial; Model B,
jalur berganda yang merupakan padanan dari Model A, Model C, model tingkat
pelayanan yang konstan; dan Model D, sebuah sistem dengan populasi terbatas.
Keempat model mengasumsikan tingkat kedatangan
berdistribusi Poisson, dengan aturan pelayanan first-in, first-out dan
pelayanan satu tahap. Karakteristik operasi khas yang diteliti termasuk
rata-rata waktu yang dihabiskann untuk menunggu dalam sistem dan antrian,
rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem san antrian, waktu luang, dan tingkat
utilisasi. Berbagai model antrian ada di mana tidak semua asumsi dari model
tradisional yang harus dipenuhi.
2.
Kritik
dan saran
Demikianlah makalah yang dapat saya
sampaikan. saya menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu saya berharap para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya
juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jay Heizer, Barry Render. 2006. Manajemen Operasi- Edisi
Tujuh. Jakarta:Salemba Empat.
Bunday, B. D. (1996). An
Introduction to Queuing Theory. New York: John Wiley & Sons.
Chaudhury,
M. L.(1983). A First Course in Bulk Queue. New York: John Wiley &
Sons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar