Kamis, 04 Desember 2014

TUGAS PERILAKU ORGANISASI BISNIS (POB)

  Ajeng Sri Novia (1123070003)
  5MKS A
  Dosen : Iman Sulaeman,MM
   Tugas  POB
 
 
KEPEMIMPINAN
 
I.                   PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Definisi kepemimpinan
2.      Apa saja teori kepemimpinan?
3.      Apa fungsi kepemimpinan dalam organisasi?
III.             PEMBAHASAN
1.      Definisi kepemimpinan
Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela/ suka cita.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.
Dari berbagai pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.
2.      Teori-teori Kepemimpinan
a.       Teori Sifat, teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.
·           Intelegensia. Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar dari pengikut-pengikutnya.
·           Kepribadian. Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan, keaslian, integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang efektif.
·           Karakteristik Fisik. Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif dan karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan, berat badan, dan penampilan memberikan hasil-hasil yang bertolak belakang.
b.      Teori Kepribadian Perilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.
·           Pemimpin yang job-centered
Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
·           Pemimpin yang berpusat pada bawahan
Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
·           Membentuk struktur
Melibatkan perilaku dimana pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan di dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar.
·           Konsiderasi
Melibatkan perilaku yang menunjukan persahabatan, saling percaya, menghargai, kehangatan, dan komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya.
c.       Teori Kepemimpinan Situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
·           Model kepemimpinan kontingensi
Model ini dikembangkan oleh Fiedler, model kontingensi dari efektivitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung.
·           Model partisipasi pemimpin oleh Vroom dan Yetton
Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan
Dalam teori kepemimpinan, Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling tidak, ada tiga di antaranya yang menonjol yaitu sebagai berikut :
a.      Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made“. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
b.      Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born“. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c.       Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
3.      Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
a)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
b)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a.      Fungsi instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b.      Fungsi konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskanya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.
c.       Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakanya.
d.      Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
e.       Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalain bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
IV.             KESIMPULAN
kepemimpinan yaitu merupakan suatu proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Pemimpin dalam kepemimpinan dibagi atas dua bagian yaitu pemimpin formal, pemimpin yang secara resmi dipilih oleh suatu organisasi berdasarkan keputusan secara resmi untuk menempati suatu jabatan. Dan pemimpin informal yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin.
Dalam kepemimpinan ada beberapa teori di dalamnya, antara lain teori sifat, teori kepribadian perilaku, teori kepemimpinan situasional, teori genetis, teori sosial, dan teori ekologis. Selain teori, ada fungsi dari kepemimpinan dalam organisasi yang meliputi;
a.       Fungsi instruktif
b.      Fungsi konsultatif
c.       Fungsi partisipasi
d.      Fungsi delegasi
e.       Fungsi pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Ashar Sunyoto.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).2008.
Kartono, Kartini.Pemimpin dan Kepemimpinan apakah pemimpin Abnormal itu?.Jakarta: Raja Grafindo Persada.1994.
Rivai, Veithzal.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: Rajawali Pers.2003.
http://bluedemonkhadafi.blogspot.com/2012/11/pengertian-tipe-dan-teori kepemimpinan.html

Kamis, 01 Mei 2014



MAKALAH

ANALISA KUANTITATIF “MODEL ANTRIAN”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Analisa Kuantitatif


Dosen pengampu:
Iman Sulaeman,MM

Dibuat Oleh :
Ajeng sri Novia (1123070003)
MKS / 4 / A



JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan petunjukNya,shalawat dan salam atas nabi Muhammad SAW .
            Makalah yang berjudul “MODEL ANTRIAN“ ini pada dasarnya di susun sebagai kebutuhan kami dalam memenuhi perkuliahan mata kuliah Analisa Kuantitatif.
            Harapan kami makalah yang berjudul Model Antrian ini agar dosen,mahasiswa dapat lebih mudah dalam memahami metari ini . Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,karena itu kami dengan senang hati menerima saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.





                                                                                                            Bandung, 1 Mei 2014











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ……………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI                          ……………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN     ……………………………………………………………… 4
1.      Latar Belakang            ……………………………………………………………… 4
2.      Rumusan Masalah       ……………………………………………………………… 5
3.      Tujuan                         ……………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN      ……………………………………………………………… 6
1.      Pengrtian Model Antrian        ……………………………………………………… 6
2.      Sistem Antrian            ……………………………………………………………… 7
3.      Struktur-struktur Model Antrian        ……………………………………………… 10
4.      Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif.     ……………………………………… 11
5.      Jenis-jenis Antrian       ……………………………………………………………… 12
6.      Disiplin Antrian          ……………………………………………………………… 13
BAB III PENUTUP               ……………………………………………………………… 14
1.      Kesimpulan                 ……………………………………………………………… 14
2.      Kritik dan Saran          ……………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA                        ……………………………………………………………… 15


                                                                                                                       








BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
            Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queuing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berharga bagi manager operasi. Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan  Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

     Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut. Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

     Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.

     Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\ metode algoritma teori antrian.

     Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun.

            Model antrian sangat berguna baik dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis antrian dalam bentuk panjang antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain membantu untuk memahami sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas pemeliharaan (mungkin berupa perbaikan mesin yang rusak), dan aktivitas pengendalian shop-floor. Sebetulnya, pasien yang sedang menunggu di ruang praktik dokter dan mesin bor yang sedang menunggu di bengkel untuk diperbaiki memiliki banyak kesamaan dari sisi MO. Keduanya menggunakan sumber daya peralatan dan manusia untuk mengembalikan aset produksi yang berharga (mesin dan orang-orang) ke kondisi yang baik.
2.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan model antrian ?
2.      Bagaimana sistem antrian ?
3.      Bagaimana struktur model antrian ?
4.       Bagaimana Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif ?
5.      Apa saja jenis atau macam antrian ?
6.      Apa yang dimaksud disiplin Antrian ?

3.      Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud model antrian.
2.      Mengetahui bagaimana sistem dalam model antrian.
3.      Dapat mengetahui berbagai struktur model antrian.
4.      Agar dapat mengelola Antrian secara baik.
5.      Untuk mengetahui beberapa jenis-jenis dalam antrian.
6.      Mengetahui disiplin antrian.



BAB II
PEMBAHASAN
             I.      Pengrtian Model Antrian
Sejarah Teori Antrian
            Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.
            Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
            Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang memerlukan pelayanan mulai datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian.
             kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran – kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan.

            Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistemantrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dansimulasi sering diterapkan secara luas.
            Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan  Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
            Menurut Wospakrik (1996:302), sistem antrian adalah himpunancustomer, server beserta aturan yang mengatur antara kedatangan customer dan pelayanannya. Salah satu komponen dari sistem antrian adalah pola kedatangan customer. Tipe kedatangan ada dua macam, yaitu customer tiba dalam sistem antrian secara individu pada satu waktu dan sekelompok customer yang datang bersamaan pada satu waktu. Dalam masalah antrian biasa diasumsikan bahwa customer tiba di suatu fasilitas layanan secara individu
          II.      Sistem Antrian
Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian
a)      Kedatangan atau masukan sistem. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku, dan sebuah sistribusi statistic.
b)      Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri. Karakteristik antrian mencakup apakah jumlah antrian terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang yang ada di dalamnya.
c)      Fasilitas pelayanan. Karakteristiknya meliputi desain dan distribusi statistik waktu pelayanan.
a)      Karakteristik Kedatangan
            Sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki tiga karakteristik utama:
1.      Ukuran populasi kedatangan
2.      Perilaku kedatangan
3.      Pola kedatangan (distribusi statistik)
            Ukuran populasi (Sumber) Kedatangan. Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas atau terbatas. Jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi kedatangan disebut sebagai populasi yang tidak terbatas (unlimited, or infinite, population). Contoh dari populasi yang tidak terbatas adalah mobil yang datang  di sebuah tempat pencucian mobil, para pengunjung yang tiba disebuah supermarket, dan para mahasiswa yang datang untuk mendaftarkan diri pada sebuah universitas besar. Sebagian besar model antrian mengasumsikan populasi kedatangan tidak terbatas. Sebuah contoh populasi terbatas (limited, or infinite, population), ditemukan dalam sebuah took percetakan yang memiliki delapan mesin cetak.
            Setiap mesin cetak merupakan seorang “pelanggan” yang potensial yang mungkin rusak dan memerlukan pemeliharaan. Pola Kedatangan Pada Sistem. Pelanggan tiba di sebuah fasilitas pelayanan baik yang meiliki jadwal tertentu (sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15 menit atau 1 mahasiswa datang setiap setengah jam) atau yang datang secara acak. Kedatangan dianggap sebagai kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit waktu dapat diperkirakan  oleh sebuah distribusi probabilitas yang dikenal sebagai distribusi Poisson (Poisson distribution). Untuk setiap kedatangan (seperti 2 pelanggan per jam atau 4 truk per menit), sebuah distribusi Poisson yang diskret dapat ditetapkan dengan
 rumus:, Untuk x= 0,1,2,3,4,…
di mana P(x)  = probabilitas kedatangan sejumlah x
                 x   = jumlah kedatangan per satuan waktu
                 l  = tingkat kedatangan rata-rata
                 E  = 2,7183 (dasar logaritma)
Hal ini berarti bahwa jika rata-rata tingkat kedatangan adalah l= 2 pelanggan per jam, maka probabilitas 0 pelanggan tiba dalam jam manapun secara acak adalah sekitar 13%, probabilitas 1 pelanggan adalah sekitar 27%, 2 pelanggan sekitar 27%, 3 pelanggan sekitar 18%, 4 pelanggan sekitar 9% dan sterusnya. Kesempatan untuk 9 atau lebih pelanggan akan tiba hampir mendekati nol. Kedatangan, tentu saja, tidaklah selalu berdistribusi Poisson (mereka bisa saja mengikuti beberapa distribusi lain). Oleh karena itu, pola yang ada harus diuji untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mendekati distribusi Poisson sebelum distribusi itu diterapkan. 
            Perilaku Kedatangan . Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang datang adalah pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian. Sayang sekali, pada kenyataannya hidup sangat rumit dengan adanya fakta bahwa orang-orang menolak dan membelot antrian. Pelanggan yang menolak tidak akan mau untuk bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi keperluan mereka.Pelanggan yang membelot adalah mereka yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi mereka. Pada kenyataannya, kedua situasi ini baru menyoroti kebutuhan akan analisis teori antrian saja.
b)      Karateristik Antrian
            Garis antrian itu sendiri adalah komponen yang kedua pada sebuah sistem antrian. Panjangnya sebuah baris bisa tidak terbatas atau terbatas. Sebuah antrian disebut terbatas jika antrian tersebut tidak bisa, baik oleh adanya peraturan maupun keterbatasan fisik, tidak dapat meningkat lagi tanpa batas, Sebagai contoh sebuah tempat pangkas rambut kecil, hanya akan memiliki jumlah kursi tunggu yang terbatas. Model antrian diperlakukan dalam modul ini dengan asumsi panjang antrian yang tidak terbatas. Sebuah antrian disebut tidak terbatas ketika ukuran antrian tersebut tidak dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang datang.
            Karakteristik antrian yang kedua berkaitan dengan aturan antrian. Aturan antrian mengacu pada peraturan pelanggan yang mana dalam barisan yang akan menerima pelayanan. Sebagian besar sistem menggunakan sebuah aturan antrian yang dikenal sebagai aturan first-in, first-out (FIFO), bagaimanapun, dalam kamar darurat di rumah sakit atau kasir jalur cepat pada sebuah supermarket, beragam prioritas lain dapat memotong jalur FIFO. Pasien yang kritis terluka akan mendapatkan prioritas pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan jari atau hidung patah. Pengunjung yang berbelanja kurang dari 10 jenis barang mungkin diizinkan untuk masuk dalam kasir jalur cepat (tetapi kemudian juga diberlakukan yang pertama datang, pertama dilayani- first-come, first-served). Program computer juga beroperasi di bawah penjadwalan dengan prioritas. Dalam hampir semua perusahaan besar, pada saat pembayaran karyawan, maka computer di bagian payroll akan mendapatkan prioritas paling tinggi.
c)      Karakteristik Pelayanan
            Komponen ketiga dari setiap antrian adalah karakteristik pelayanan. Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan:
·         desain sistem pelayanan dan
·         distribusi pelayanan.
            Desain Dasar Sistem Antrian. Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada (sebagai contoh, jumlah kasir) dan jumlah tahapan (sebagai contoh, jumlah pemberhentian yang harus dibuat). Sebuah sistem antrian jalur tunggal (single-channel queuing system), dengan satu kasir biasanya merupakan bank kendara-lewat (drive-in bank) dengan hanya satu kasir yang dibuka. Pada sisi lain, jika bank memiliki beberapa kasir yang sedang bertugas, di mana setiap pelanggan yang menunggu dalam satu jalur antrian bersama untuk kasir pertama yang dapat melayani, maka disebutkan sistem antrian jalur berganda (multiple-channel queuing system). Sebagian besar bank pada saat ini menerapkan sistem antrian beberapa jalur, sebagaimana juga halnya tempat pangkas rambut besar, perusahaan penerbangan tiket, dan kantor pos.
            Didalam sebuah sistem satu tahap (single-phase system), pelanggan menerima pelayanan hanya dari satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem. Sebuah rumah makan cepat saji terdapat orang yang sama yang mengambil pesanan juga yang membawakan makanan sebuah sistem satu tahap. Tetapi, jika sebuah restoran meminta pelanggan untuk menempatkan pesanan pada statsiun, kemudian membayar pada statsiun kedua, dan mengambil makanan pada statsiun kedua, maka restoran ini menerapkan sistem tahapan berganda (multiphase system). Begitu juga halnya, pada agen pembuatan SIM yang besar dan sangat sibuk, maka pelanggan mungkin harus menunggu dalam satu jalur untuk melengkapi aplikasi (pelayanan pemberhentian pertama), kemudian mengantri lagi untuk diuji, dan akhirnya pergi ke counter ketiga untuk melakukan pembayaran. Distribusi Waktu Pelayanan . Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan dimana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Kasus ini terjadi dalam operasi pelayanan yang menggunakan mesin, seperti sebuah mesin cuci mobil otomatis. Yang lebih sering terjadi adalah waktu pelayanan yang terdistribusi secara acak. Dalam banyak kasus, dapat diasumsikan bahwa waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial negatif.
       III.      Struktur-struktur Model Antrian
            Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1.      Single Chanel – Single Phase
            Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk.memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehinggayang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya antrian pada penjualan karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.-Sistem Antrian Single Channel – Single Phase
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg19Eu3nHgy5iuVug7poTCjf8Eep1Z4gc9FvZAXMlwo7Q29hDetFJwj1i6yw3do1kLxt7zoGA-_PMV3tEUx2m6R1lkMXZeNWXLDyH-7y3si-Pk1XIMGy7mD5Hp0hIMv2Smjmv5klf2GQu0i/s1600/single.jpg

2.      Single Channel - Multi Phase
            Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada antrian di laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu disetrika dan terakhir dikemas.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnS_ryPnPVYXJpuzPk9LACh2PH7b7zHqasGY0zj3QZA5DtBdEOikcXJzKnltFayhDJf-VPloSesH4GPo-YMnVDgyuJkHOLhSdEStL36bkm8NNubS81JWvo2y8ntVolONXYrC6Qc1g_usEN/s1600/multi.jpg

3.      Multi Channel – Single Phase
            Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNadI5JPNBBNANiU0qtP-0BnkbeC_LIomWk6iZBfsIoPEVymqxiyKDRRNGdKmh63H3iRzs3KaPArvvnGP0C6PEw0IBFq1uqOn5UmPxGYeUZIi5iQyIbXJkRKqI1qF0By1lWG6KZpnzdwma/s1600/3Multi+Channel+Single+Phase.jpg

4.      Multi Chanel - Multi Phase
Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvG4idvaAWrQWkiy9z1EuRaSoCg70d6Tq7CJ9vxjmo_lvklEoGvdgrGanL24SG-N6xtNeJD-7UcpynXGfCBkJ6hPvJxAVQjRY5RkLXieFn6-tPamxB3yofG8ugmQtZ93cPiLOrGfcfVsCD/s1600/Multi+Channel+Multi+Phase+4.jpg


       IV.        Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif.
            Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan menambah fasilitas:
a.       Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan
b.      Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
c.       Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
d.      Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
e.       Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan yang lama.
f.       Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam kepada pelanggan.
g.      Mendorong pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat  pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
h.      Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G

          V.      Jenis-jenis Antrian
Adapun jenis dari sistem antrian sebagai berikut :
1.      Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan tunggal
Sistem antrian yang menggunakan satu jalur antrian kedatangan dan satu fasilitas pelayanan.
2.      Sistem antrian jalur ganda pelayanan tunggal
Sistem antrian yang memiliki jalur kedatangan yang bervariasi, tetapi memiliki satu pelayanan setiap jalurnya.
3.      Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan ganda
Merupakan sistem antrian yang menggunakan hanya satu jalur kedatangan dan memiliki lebih dari satu fasilitas pelayanan.
4.      Sistem antrian jalur ganda dengan pelayanan ganda
Sistem antrian yang menggunakan jalur kedatangan yang bervariasi dan memiliki banyak pelayanan.

       VI.      Disiplin Antrian
Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
·         FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
·         LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
·         Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
·         Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
                  Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan, 1991).









BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
            Antrian merupakan sebuah bagian penting dalam dunia manajemen operasi. Model antrian yang paling umum digunakan termasuk Model A, satu jalur dasar, sistem satu tahap dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi eksponensial; Model B, jalur berganda yang merupakan padanan dari Model A, Model C, model tingkat pelayanan yang konstan; dan Model D, sebuah sistem dengan populasi terbatas.
            Keempat model  mengasumsikan tingkat kedatangan berdistribusi Poisson, dengan aturan pelayanan first-in, first-out dan pelayanan satu tahap. Karakteristik operasi khas yang diteliti termasuk rata-rata waktu yang dihabiskann untuk menunggu dalam sistem dan antrian, rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem san antrian, waktu luang, dan tingkat utilisasi. Berbagai model antrian ada di mana tidak semua asumsi dari model tradisional yang harus dipenuhi.

2.      Kritik dan saran
            Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. saya menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu saya berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.










DAFTAR PUSTAKA

Jay Heizer, Barry Render. 2006. Manajemen Operasi- Edisi Tujuh. Jakarta:Salemba Empat.
      Bunday, B. D. (1996). An Introduction to Queuing Theory. New York: John Wiley & Sons.

           Chaudhury, M. L.(1983). A First Course in Bulk Queue. New York: John Wiley & Sons.